Seni : Dari Ritual Hingga Pertunjukan

Seni : Dari Ritual Hingga Pertunjukan

(Ilustrasi Gambar: Wisnu Wirandi dan Tonggeret Ti Pakidulan saat Konser Kolaborasi 
bersama Iwan Fals)

            Pengertian SeniDefinisi Seni Jika ditinjau dari berbagai sudut pandang, seni memiliki banyak makna, salah satu nya yaitu “Seni merupakan pengekspresian cita rasa yang diluapkan dalam satu karya yang dapat dikatakan unik”. Untuk lebih lanjut memahami tentang Definisi Seni, berikut ini akan di bahas Pengertian Seni, Cabang-cabang seni serta macam-macamnya. Seni merupakan sinonim dari ilmu, karna seni pada mulanya adalah proses dari manusia. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam inti sari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masalalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta). Dalam buku filsafat seni yang ditulis oleh Jakob Soemardjo tahun 2000 menyimpulkan bahwa seni sebagai objek atau benda yang memiliki enam pandangan tentang apa yang seharusnya diwujudkan dalam benda seni. Pertama, seni itu representasi sikap ilmiah atas kenyataan alam dan kenyataan social. Kedua, seni adalah representasi karakteristik general dari alam dan emosi manusia umumnya. Ketiga, seni adalah representasi karakteristik general dalam alam dan manusia yang dilihat secara objektif oleh senimannya. Keempat, seni adalah representasi bentuk ideal yang melekat pada alam kenyataan dan alam pikiran seniman. Kelima, seni adalah representasi bentuk ideal yang transcendental. Kelima, seni adalah representasi dunia seni itu sendiri (seni demi seni).
            Ritual adalah teknik (cara, metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci (sanctify the custom). Ritual menciptakan dan memelihara mitos, juga adat sosial dan agama. Ritual bisa pribadi atau berkelompok. Wujudnya bisa berupa doa, tarian, drama, kata-kata seperti "amin" dan sebagainya. Ritualitas sendiri secara etimologis berarti perayaan yang berhubungan dengan kepercayaan tertentu dalam suatu masyarakat. Secara terminologis ritualitas merupakan ikatan kepercayaan yang antar orang yang diwujudkan dalam bentuk nilai bahkan dalam bentuk tatanansosial. Ritualitas merupakan ikatan yang paling penting dalam masyarakat beragama. Kepercayaan masyarakat dan prakteknya tampak dalam ritualitas yang diadakan oleh masyarakat. Ritualitas yang dilakukan bahkan dapat mendorong masyarakat untuk melakukan dan mentaati nilai dan tatanan sosial yang sudah disepakati bersama. Dengan bahasa lain, ritualitas memberikan motivasi dan nilai-nilai mendalam bagi seseorang yang mempercayai dan mempraktekkan. Dengan memperhatikan dua pengertian istilah di atas, dapat diketahui bahwa tidak mungkin memahami bentuk, sifat, dan makna ritualitas masyarakat tanpa mengetahui secara mendalam simbol-simbol ritualitas yang digunakannya. Meskipun demikian istilah simbol dan ritualitas sebenarnya memiliki unsur-unsur yang saling menguatkan dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. 
            Secara umum istilah seni pertunjukan diambil dari bahasa Inggris Performance Art. Beberapa definisi seni pertnjukan juga masih berdasarkan penafsiran masing-masing. Ada yang membagi seni pertunjukan menjadi seni teater, seni music dan seni tari. Menurut definisi ini, seni pertunjukan adalah seni yang dipertunjukkan kepada penonton. Sedangkan dalam bahasa inggris, performing art ini lebih mengacu pada mempertunjukkan hasil seni yang berbentuk apapun kepada penonton. Hampir semua jenis karya seni dipadukan dalam performance art. Tari yang dilatarbelakangi lukisan atau photo, dengan dekorasi dari hasil seni kriya, disertai music yang menggugah. Bersamaan dengan itu, interaksi dengan penonton juga terbangun melalui masuknya imajinasi penonton ke dalam larutan performance art.

Pembahasan

            Setelah memahami pengertian dari objek kata yang akan kita bicarakan, penulis mempunyai beberapa pertanyaan dari fenomena-fenomena yang terjadi pada seni tradisi. (1). Apakah kesenian-kesenian tradisi yang dipertunjukan untuk menghibur dewi sri disebut kesenian ritual atau kesenian hiburan? (2). Apakah nilai seni tradisi itu ada pada benda seni itu sendiri atau berasal dari seniman pencipta benda seni itu ? Lalu, (3). Bagaimana pula hubungan antara nilai masyarakat dan seniman serta para penanggap seni tradisi tersebut? Dari ketiga kasus tersebut, penulis mencoba menganalisa sesuai dengan pengalaman empiric dan sumber-suber tulisan yang penulis baca sebagai referensi tulisan.
            Dalam jurnal panggung tulisan Heri Herdini yang berjudul “Memahami Nilai-nilai dan Makna Kultural Dalam Fenomena Musik Tradisi Sunda” terdapat tiga kategori pola (alam) pikir manusia menurut C.A Van Persen (1988:34-85). (1). Alam pikiran mitis; (2). Alam pikiran ontologis; (3). Alam fikiran Fungsional. Alam pikiran mitis merupakan pemikiran mitis-spiritual yang berpandangan bahwa kehidupan manusia menyatu dengan alam. Alam pikiran ontologis lebih mengandalkan rasio (akal) untuk mengambil jarak terhadap alam. Pemikiran fungsional dianggap lebih bijak, karena dapat lebih membangun relasi antara paradigma mitis dan ontologis.
            Dari teori diatas, penulis menggambarkan salah satu fenomena yang terjadi pada kesenian tradisi yang ada di Banten Kidul tepatnya Kp. Citorek desa Guradog yang bernama kesenian goong kolot. Menurut informasi yang didapat, bahwa sebagian orang menyebutkan kesenian ini merupakan kesenian ritual, namun pada prakteknya kesenian ini juga dipertunjukan pada acara-acara seren taun (panen padi) di daerah tersebut. Kita dapat membayangkan fenomena yangterjadi disana, apakah sebenarnya fungsi dari kesenian ini? Apakah dapat di kategorikan kesenian ritual? Ataukah kesenian profane? Bila dikatan kesenian ritual namun sebenarnya itu merupakan sarana hiburan yang diperuntukan dewi sri. Lalu bila dikatan berfungsi sebagai hiburan, fenomena tersebut merupakan kegiatan ritual persembahan kepada dewi sri. Nah, sebenarnya dalam praktik pertunjukan tersebut kita lihat pada sudut pandang konteksnya. Pernyataan bahwa “kesenian tradisi sebagai persembahan  (hiburan) untuk dewi sri” merupakan fenomena simbolis saja. Karena, dewi sri disini merupakan symbol dari seorang perempuan sebagai sumber kesuburan kehidupan. Dewi sri (perempuan) disini hanya sebagai analogi dari kesuburan tanah yang menghasilkan tumbuhan-tumbuhan yang dapat bermanfaat bagi manusia. Jadi, kaitannya dengan kesenian goong kolot yang dipertunjukan pada acara seren taun (panen padi) merupakan kesenian ritual yang dipersembahkan untuk dewi sri. Jadi pada fungsi kesenian goong kolot ini dapat dikategorikan sebagai kesenian ritual. Karena, kita harus dapat membedakan konsepsi dari kata “hiburan” disini. Konsep hiburan untuk manusia dan menghibur dewi sri itu berbeda, karena secara konteks saja sudah berlainan kejadiannya. Dalam upacara ritual goong kolot misalnya, kesenian ini dipakai untuk mencapai pertemuan yang transcendental.
Melalui kegiatan upacara ritual tercapai pengalaman khusu, yakni pengalaman estetis. Pengalaman estetis ini dibangun dari unsure-unsur bentuk berdasarkan kepercayaan mereka. Maka, pengalaman estetis menjadi satu dengan pengalaman religious. (sumardjo, filsafat seni;2000:hal.327).

Berbeda dengan konteks ‘hiburan’ manusia yang mana kesenian berfungsi sebagai kesenangan belaka. Persoalan klasik tentang fungsi seni dalam kehidupan, sampai sekarang dan nanti akan tetap ada, sebab ada dua pandangan yang berbeda. Satu pihak menekankan seni demi bentuk estetiknya, sedangkan pihak lain menekankan pentingnya seni demi isi estetiknya. Sebenarnya kedua hal itu tidak dapat dipisahkan, hanya dapat dibedakan, karena benda seni nya memang hanya satu.
Seni selalu mempunyai fungsi dalam kehidupan manusia, bukan semata-mata fungsi kenikmatan, keindahan bentuknya, melainkan juga keindahan isinya. Keindahan murni bentuk hanya terdapat dalam alam. (sumardjo, Filsafat seni;2000.hal.243)

Dapat penulis simpulkan, bahwa persoalan seni merupakan persoalan nilai, dan hanya manusialah mahluk sebagai subjek dari persoalan nilai tersebut. Karena tak ada nilai tanpa subjek manusia, maka persoalan kedudukan manusia dalam memahami nilai seni menyangkut manusia sebagai pencipta benda seni haruslah difahami betul. Pada akhirnya, seni adalah sebuah pemikiran. Meskipun yang diekspresikan seniman adalah perasaannya, intuisinya, alam bawah sadarnya, semua itu dikendalikan oleh nalar atau rasionya, yakni ungkapan perasaan yang terstruktur. Struktur disni merupakan cara menyusun unsure-unsur wujud dan non-wujudnya dalam bentuk keutuhan tertentu dan dengan tujuan tertentu pula.

Daftar Pustaka
Koentjaraningrat.Pengantar Antropologi.1992:Jakarta
Fedyani Syarifudin,Ahmad.Antropologi Kontemporer.2005:Jakarta
Sumardjo,Jakob.Filsafat Seni.2000:Bandung

1 comment for "Seni : Dari Ritual Hingga Pertunjukan"

Kunjungi Juga :
FB. wisnu.natural
WA. 087722452802
IG. @wisnuwirandi