DIRUAT=DILOKAT


Kata
"Ruat/Ruwat" berasal dari pengaruh Jawa, adat di Sunda khususnya di kabupaten Lebak biasa disebut "dilokat". Irtilah diruat atau dilokat biasanya dikhususkan untuk keperluan yang berkaitan dengan hal-hal kurang baik agar menjadi lebih baik. Misalna Rumah diruat agar selamat dari gangguan setan, Jin, dedemit dan mahluk halus lainnya, atau menghindari dari kesialan orang yang mengisi rumah, atau hal-hal lainnya. lalu juga bukan hanya rumah, tempat-tempat lain pun bisa dilakukan dengan harapan kebaikan dari keadaan sebelumnya. 

selain itu, istilah ruat juga biasa digunakan untuk anak yang sering sakit-sakitan yang disebabkan karena anak tersebut adalah anak tunggal, atau tidak mempunyai adik maupun kakak, atau anak bungsu perempuan yang kakanya laki-laki semua, kalau anak bungsu laki-laki kakanya perempuan semua, atau di tengah-tengah, saudaranya ke atas dan ke bawah sama banyaknya. Ada juga orang yang diruat karena sial, jauh jodoh, susah mencari kehidupan, atau mempunyai tanda Wisnu (tanda putih pada badannya), anak yang menangis saja tidak mau diam dan tidak tentu penyakitnya yang menjadi perkataan orang
budak kamalu (dari perkataan kamalole) karena Bapaknya atau Ibunya lacur. atau bahkan pada hal-lain lain yang dianggap dan dipercaya kurang baik, maka hars dilakukan ruatan agar menjadi lebih baik.


Dari hal-lhal di atas, pada umumnya melakukan ruatan untuk menghabiskan kepenasaran dengan cara di ruat atau dilokat, yaitu memandikan dengan air kembang tujuh ruat Batara Kala.

Nah, jika kita kaji dari sudut pandang asal mulanya, ada dua jenis ruat. Ada ruat yang berasal dari wayang Jawa, ada juga ruat yang berasal dari pantun, ruat tanah atau tempat angker, kebun dan lain-lain. nah ruat demikian disebut juga di kabupaten Lebak dengan istilah Sedekah Bumi, atau kalau ada di perkampungan disebut Munar Lembur.




Post a Comment for "DIRUAT=DILOKAT"