SEBABNYA PAMALI


Istilah pamali jarang ada orang yang bisa menerangkannya. Apalagi sesudah menjadi bahasa Jawa
papali, padalah asalanya mali, artinya dalam Bahasa Sunda bali, dipergunakan dalam arti lain balik dan malik (berbalik). 

Dalam kalimat yang tidak dapat dimengerti, harus diubah atau dikurangi, seperti malik  harus diikuti dengan perbuatan, balik harus disertai dengan perlakuan. Tapi dalam hal in, artinya pamali, pa alat yang dipakai untuk mengembalikan, maksudnya segala sesuatu yang harus dipantang karena pamali  kelak tidak akan dipantang oleh orang yang sudah malik (berbalik hatinya), atau berpaling, yang asalnya penakut menjadi pemberani. Begitu juga dalam pribahasa kudu inget ka bali geusan ngajadi, artinya kembali kepada kudrat tempat asal semula. Begitu kebiasaan Pujangga Sunda, Jawa, yang menerangkan kata-kata untuk memberi nama, perjalanan hidup yang tidak pernah dijelaskan kepada orang-orang muda.

Malah dongengnya ketika saya berada ditanah Jawa, saya bertanya: "Apa artinya pamali", banyak Penghulu yang menjawab "Harama".

Saya tanya lagi : "Apakah akibatnya masuk neraka?"
Menjawab lagi   : "Neraka adalah siksaan dari Allah kelak, sedangkan pamali siksaan dari para Desa"

Kemudian saya tanya lagi: "Mengapa dua siksaan merangkap, merupakan dua kutukan?"
menjawab lagi sambil tertawa: "Iya! tapi bila saya berkata mengenai kitab di depan orang Jawa Abangan, katanya, "Wah, Kiai belum Jawa" (belum memakai tradisi Jawa).

Maksudnya asalnya orang Jawa tapi belum memakai tradisi Jawa, akhirnya saling memberi nama kepada ahli agama di kampungnya disebut mutihana, kepada orang yang bukan alhi agama disebut Abangan. kelakuan yang jelek dari kedua-duanya disebut Bajingan.


Post a Comment for "SEBABNYA PAMALI"