RITUAL KULTURAL NGABUBURIT BULAN RAMADHAN

Ngabuburit tentu adalah bahasa Sunda. Namun tahukah kawan-kawan bahwa istilah ngabuburit sudah menjadi bahasa Nasional yang digunakan di Indonesia. Bayangkan jika di Indonesia tidak ada istilah Ngabuburit, apa jadinya?? mungkin istilah nya jadi "Menunggu Senja", "Sesenjaan", atau mungkin "Senja Bulan Ramadhan"? atau apa..?? hehehehe

saya kira fenomena ini cukup menarik untuk kita bahas. Seperti yang saya katakandi awal bahwa kata "Ngabuburit" berasal dari bahasa Sunda. Ensiklopedia Sunda menjelaskan maknanya sebagai siasat menunggu berbuka puasa sambil mengerjakan sesuatu atau bermain-main, berjalan-jalan sekedar melupakan perut lapar sampai magrib tiba. Dalam Kamus Bahasa Sunda terbitan Lembaga Basa dan Sastra Sunda (LBBS), Ngabuburit diartikan sebagai "Ngalantung Ngadagoan Burit".

"Ngalantung Ngadagoan Burit artinya menunggu dengan santai tibanya waktu magrib. Anak-anak di desa-desa (masyarakat Sunda) dahulu melakukan Ngabuburit dengan bermain khas kaulinan barudak. sebut saja misalnya pris-prisan, sorodot gaplok, galah, ucing-ucingan, ucing sumput, jajangkungan/egrang, dan kalau musim kemarau dilakukan juga ngadu langlayangan, nyadeken lodong atau Cubluk. Di perkampungan "Santri", Ngabuburit dilakukan dengan tadarus, pesantren kilat atau pasaran.

Mungkin kawan-kawan masih ingat dengan "kakawihan" yang biasa dihaleuangkeun dalam Kaulinan Barudak itu? semisal Ayang-ayang Gung, Tongtolang Nangka, Oray-orayan, Ucang Angge, Oyong-oyong Bangkong, Blung Blong, Bulan Tok, Eundeuk-eundeukan Lagoni, Tilil, Tokecang, Punten Mangga, Trang-trang Kolentrang, Perepet Jengkol, Kacang Buncis, Hompimpah, dan banyak lagi yang lainnya (yang tau lebih banyak, tulis di kolom komentar yah...).

Tidak mustahil, Kaulinan Barudak itu dalam mengisi Ngabuburit adalah strategi kultural orang tua kita dengan Ngawanohkeun  (mengenalkan) anak-anaknya dengan budayanya. Di sini, dengan sangat tidak terasa, terjadi proses perkawanan antara tradisi Sunda yang diekspresikan dalam kaulinan itu dengan nilai-nilai agama (islam), yaitu Puasa. Agama dan Budaya dengan hangat melakukan pertemuan tanpa satu sama lain merasa paling hebat.

Melalui ngabuburit, di sisi lain, masyarakat satu sama lain lebih merekatkan lagi solidaritas dalam ruang publik transenden karena berada pada atmosfer ibadah yang diklaim sebagai milik Tuhan sebagaimana sabda Nabi (Hadis Qudsi), berbunyi: "Puasa adalah milik-Ku dan Aku sendiri yang akan memberikan pahala kepada pelakunya".

Nah, kembali lagi ke permasalahan di awal. Kata Ngabuburit begitu me-Nasional di Indonesia. mengapa demikian??? hampir di setiap daerah di Indonesia menggunakan istilah Ngabuburit untuk menunggu waktu magrib di bulan ramadhan. adakah kawan-kawan yang tahu? mari kita berbagi pengetahuan...hehehehe. tulis di kolom komentar yah...

salam Budaya..salam lestari, Wisnu Wirandi.

Post a Comment for "RITUAL KULTURAL NGABUBURIT BULAN RAMADHAN"