MENDIKBUDRISTEK NADIEM MAKARIM MELAKUKAN KUNJUNGAN KE KAWASAN PERCANDIAN MUARA JAMBI



Sahabat Budaya, ada yang sudah pernah mengunjungi Kawasan Percandian Muarajambi di Jambi?


Mendikbudristek @nadiemmakarim berkesempatan untuk mengunjungi kawasan percandian yang dahulu kala menjadi pusat pendidikan umat Buddha di Asia tersebut. Dengan rencana pengembangan kawasan seluas 3900 hektar, Mas Menteri berharap Kawasan Percandian Muarajambi dapat dijadikan sebagai wisata budaya dan edukasi, khususnya di Provinsi Jambi.

Lihat tayangan video berikut:

(Video By:IG @budayasaya)

Candi Muaro Jambi adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di asia tenggara, dengan luas 3981 hektar. yang kemungkinan besar merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu. Kompleks percandian ini terletak di Kecamatan Maro SeboKabupaten Muaro JambiJambiIndonesia, tepatnya di tepi Batang Hari, sekitar 26 kilometer arah timur Kota Jambi. Koordinat Selatan 01* 28'3" Timur 103* 40'04". Candi tersebut diperkirakakn berasal dari abad ke- 7 - 12 M. Candi Muara Jambi merupakan kompleks candi yang terbesar dan yang paling terawat di pulau Sumatra. Dan sejak tahun 2009 Kompleks Candi Muaro Jambi telah dicalonkan ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia.

Kompleks percandian Muaro Jambi pertama kali dilaporkan pada tahun 1824 oleh seorang letnan Inggris bernama S.C. Crooke yang melakukan pemetaan daerah aliran sungai untuk kepentingan militer. Baru tahun 1975, pemerintah Indonesia mulai melakukan pemugaran yang serius yang dipimpin R. Soekmono. Berdasarkan aksara Jawa Kuno pada beberapa lempeng yang ditemukan, pakar epigrafi Boechari menyimpulkan peninggalan itu berkisar dari abad ke-7-12 Masehi. Di situs ini baru sembilan bangunan yang telah dipugar, dan kesemuanya adalah bercorak Buddhisme. Kesembilan candi tersebut adalah Candi KotomahligaiKedatonGedong SatuGedong DuaGumpungTinggiTelago RajoKembar Batu, dan Candi Astano.

Dari sekian banyaknya penemuan yang ada, Junus Satrio Atmodjo menyimpulkan daerah itu dulu banyak dihuni dan menjadi tempat bertemu berbagai budaya. Ada manik-manik yang berasal dari PersiaChina, dan India. Agama Buddha Mahayana Tantrayana diduga menjadi agama mayoritas dengan diketemukannya lempeng-lempeng bertuliskan "wajra" pada beberapa candi yang membentuk mandala.


Kompleks percandian Muaro Jambi terletak pada tanggul alam kuno Sungai Batanghari. Situs ini mempunyai luas 12 km persegi, panjang lebih dari 7 kilometer serta luas sebesar 260 hektar yang membentang searah dengan jalur sungai. Situs ini berisi 110 candi yang sebagian besar masih berupa gundukan tanah (menapo) yang belum dikupas (diokupasi). Dalam kompleks percandian ini terdapat pula beberapa bangunan berpengaruh agama Hindu.

Di dalam kompleks tersebut tidak hanya terdapat candi tetapi juga ditemukan parit atau kanal kuno buatan manusia, kolam tempat penammpungan air serta gundukan tanah yang di dalamnya terdapat struktur bata kuno. Dalam kompleks tersebut minimal terdapat 85 buah menapo yang saat ini masih dimiliki oleh penduduk setempat. Selain tinggalan yang berupa bangunan, dalam kompleks tersebut juga ditemukan arca prajnaparamitadwarapalagajahsimhaumpak batulumpang/lesung batuGong perunggu dengan tulisan Cinamantra Buddhis yang ditulis pada kertas emaskeramik asing, tembikarbelanga besar dari perunggu, mata uang Cina, manik-manikbata-bata bertulis, bergambar dan bertanda, fragmen pecahan arca batu, batu mulia serta fragmen besi dan perunggu. Selain candi pada kompleks tersebut juga ditemukan gundukan tanah (gunung kecil) yang juga buatan manusia. Oleh masyarakat setempat gunung kecil tersebut disebut sebagai Bukit Sengalo atau Candi Bukit Perak.

Meskipun kompleks candi ini sebagai Warisan Budaya Dunia, candi ini mengalami kemunduran dalam pengelolaan. Ini diperparah oleh adanya industri sawit dan batubara di sekitar kompleks. Bahkan sejumlah candi dan menapo (tumpukan bata berstruktur candi) berada persis di tengah-tengah lokasi pabrik dan areal penimbunan batubara. Pariwisata massal juga turut memperparah keadaan, dengan adanya persewaan sepeda, —yang sering kali melindas menapo, dan adanya kompleks candi yang digunakan sebagai pasar malam, mulai dari komidi putar dan tong setan yang dipasang di tengah candi. Selain itu, kawasan konservasi arkeologis itu belum lagi dimasukkan ke rencana tata ruang kabupaten dan provinsi. Disayangkan, pengalokasian wilayah untuk ini belum ada.

Adanya pabrik-pabrik itu, sudah mulai muncul sejak 1980-an, terlebih pepohonan di sekitar telah ditebangi, yang menyebabkan menghilangnya karakter ekologis di sekitar candi, sedikit demi sedikit.

Post a Comment for "MENDIKBUDRISTEK NADIEM MAKARIM MELAKUKAN KUNJUNGAN KE KAWASAN PERCANDIAN MUARA JAMBI"