BANTEN MASA AWAL- TINGGALAN TRADISI MEGALITIK (SITUS LEBAK CIBEDUG)



Lokasi: Kampung Cibedug, Kelurahan Citorek Barat, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Koordinat: UTM 48 M titik X 0642875 dan titik Y 9257504.

Punden Lebak Cibedug berdenah segi empat, terbagi dalam beberapa tingkatan ruang atau halaman, dengan pola bangunan dibuat semakin ke belakang semakin tinggi. Pintu masuk berada di sebelah Barat, melewati anak tangga berjumlah sekitar 30-an. Pada pintu masuk tersebut terdapat menhir yang berukuran cukup besar.

Komplek megalitik Lebak Cibedug memiliki tinggalan yang bervariasi, berupa batu tegak, batu datar, dan tahta batu dengan punden berundak sebagai bagian yang paling sakral. Secara keseluruhan, tinggalan budaya di situs Lebak Cibedug memperlihatkan suatu kompleks struktur yang terdiri atas  tiga punden yang semakin tinggi dari sisi Barat ke timur.



1. Punden Pertama

Punden pertama berdenah persegi, terdapat tinggalan berupa struktur dari bongkahan batu andesit yang dilengkapi dengan satu anak tangga. Selain itu, terdapat dua menhir dalam posisi rubuh yang ditaruh berdampingan.


2. Punden Kedua

Punden kedua berada di timur punden pertama. Tinggalan arkeologi di punden kedua berupa struktur batu andesit berdenah persegi. Di sisi timur struktur tersebut, terdapat struktur yang terdiri atas tiga susunan undakan yang semakin ke atas semakin kecil. Di sisi selatannya, terdapat susunan batu berdenah persegi dengan empat batu tegak dalam posisi miring di setiap sudutnya. Tinggalan ini sangat dikeramatkan oleh masyarakat, sehingga diberi pagar dan diberi atap.

3. Punden Ketiga

punden ketiga merupakan bagian yang paling tinggi, terletak di paling timur dan diduga merupakan area sakral. selain sakral, punden ketiga merupakan area inti dimana terdapat punden utama berdenah persegi dengan delapan undakan yang semakin ke atas semakin kecil. Di puncak punden utama terdapat empat batu andesit berbentuk pipih. 

Selain punden berundak, temuan lain yang tersebar di sekitar lokasi situs, antara lain sumuran, kompleks menhir di Pegunungan Pasir Manggu, batu bergores (biasanya digunakan untuk upacara), dan batu tukuh (punden dengan menhir yang oleh masyarakat dianggap merupakan penanda pendirian suatu kampung). 

punden berundak Lebak Cibedug dan punden berundak lain yang ada di wilayah Banten dan Jawa Barat diperkirakan dibangun pada masa kehidupan manusia hidup menetap, bercocok tanam, dan beternak atau setingkat masa neolitik (2500-1500 SM). pada masa tersebut, manusia telah mengenal sistem religi yang mereka wujudkan dengna ritual menghormati roh nenek moyang. roh nenek moyang dipercayai telah bersinergi dengan alam sekitar tempat mereka tinggal, sehingga memiliki kekuatan yang mampu memberikan anugerah maupun bencana terhadap masyarakat melalui fenomena alam yang berlangsung.

untuk mewujudkan gagasan abstrak semacam itu, masyarakat pada masa tersebut membangun monumen-monumen sebagai sarana peribadatan mereka. Roh-roh nenek moyang dipercaya bersemayam disebuah tempat tinggi, menunjukan kedudukannya yang sudah jauh lebih tinggi dari biasa. Tempat tinggal selalu diasosiasikan dengan surga, kahyangan, parahyangan, dan lain sebagainya. Dengan demikian, manusia perlu mencitrakan objek abstrak tersebut dalam wujud yang dapat dijangkau oleh indera manusia mereka. pembangunan punden berundak merupakan salah satu upaya mereka untuk menghormati kekuatan yang menguasai dunia tempat tinggal mereka. konsep yang menyangkut bentuk atau pola bangunan pemujaan semacam punden berundak masih terus digunakan dan berkembang hingga pengaruh Hindu-Budha masuk ke Indonesia. 

Sumber: Ragam Pusaka Budaya Banten-(Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten

Post a Comment for " BANTEN MASA AWAL- TINGGALAN TRADISI MEGALITIK (SITUS LEBAK CIBEDUG) "