Beethoven, Seorang Musisi Tuli Dengan Karya yang Abadi

Ludwig van Beethoven nama asli dari seorang komposer musik klasik yang fenomenal di zamannya, namun karyanya abadi hingga sekarang merupakan seorang musisi tuli. Meskipun sudah meninggal sejak 26 Maret 1827 atau tepat hari ini 194 tahun lalu, dunia musik masih mengenal namanya, bahkan karyanya turut dibahas di ruang-ruang akademik.

Beethhoven, begitu ia biasa dipanggil, adalah komposer asal Jerman sekaligus tokoh musik yang paling dominan dalam periode transisi antara era Klasik dan Romantik. Laman Britannica menyebutkan, ia secara luas dianggap sebagai komposer terhebat yang pernah hidup.

Ludwig van Beethoven diketahui ia terus berlatih keras piano akhirnya bisa mengadakan konser pertamanya di usia 8 tahun tepatnya pada tanggal 26 Maret 1778. Melihat bakat hebat bermusik Beethoven, kemudian guru komposisi musik bernama Christian Gottlob Neefe mulai mengajarkannya mengenai komposisi musik milik komponis jerman, Johann Sebastian Bach. Beethoven kemudian menerbitkan karyanya yang pertama pada tahun 1783.

Berbeda seperti Mozart, kegeniusan Beethoven membutuhkan waktu agak lama untuk berkembang penuh. Selain memperoleh pelajaran musik dari ayahnya, saat berusia sembilan tahun, ia juga menerima pelajaran menggubah musik dari Christian Gottlo Neefe, pemain organ istana Boon.

Selanjutnya, Beethoven mejadi asisten pemain organ resmi pada usia 14 tahun. Pasa masa ini, Beethoven melakukan perjalanan ke Wina dan kemungkinan bertemu dengan Mozart serta bermain musik untuknya. Namun, di tengah perjalanan terdengar kabar bahwa ibunya jatuh sakit akibat tuberkulosis dan ia pun terpaksa pulang ke Boon saat ibunya meninggal.

Di tengah karier yang tengah menanjak, Beethoven terkena penyakit Tinnitus pada 1798. Tinnitus adalah penyakit yang mengerikan untuk seorang komposer, karena mengakibatkan penderitanya perlahan-lahan menjadi tuli dan kehilangan fungsi pendengarannya sepenuhnya.

Dengan penyakit mengerikan itu Beethoven mengalami suasana hati yang buruk dan guncangan emosional. Beethoven kesulitan menjalin hubungan dan ia tidak pernah menikah.

Kendati demikan, pada tahun-tahun berikutnya Beethoven masih mencoba terus berkarya. Ia menggubah sejumlah karya piano penting. Gubahan-gubahan itu brilian dan indah.

Meskipun demikian, ketulian yang dialaminya semakin menjadi dan tidak bisa lagi diabaikan. Ia hampir putus asa dan barangkali menyadari bahwa kariernya sebagai virtuoso (ahli pemain alat musik) sudah tamat. Oleh sebab itu, ia mulai berfokkus menggubah lagu.

Di tengah sakitnya, ia menghasilkan serangkaian karya luar biasa. Simfoni no. 3 yang dipersembahkan untuk pahlawan idolanya, Napoleon Bonaporte, menandai awal dari mahakaryanya. Namun, sewaktu Napoleon menyatakan diri sebagai kaisar pada 1804, sang komposer yang kecewa menghapus persembahan itu. Simfoni itu akhirnya diterbitkan pada tahun 1806 dengan judul baru Sinfonia Eroica.

Beethoven terus melanjutkan kreasinya dengan melahirkan banyak gubahan, antara lain sonata piano Waldstein dan Appasionata; Konserto Piano Keempat; Kuartet Razumovsky dan Konserto Violin; dan juga opera pertama dan satu-satunya yang ia hasilkan, Fideho.

Simfoni no. 4 dan 5 kemudian diterbitkan pada periode ini, dengan no. 5 menjadi titik penting orisinalitas musik. Pembukaan simfoni ini sangat terkenal hingga sekarang. Selanjutnya muncul simfoni no. 6 yang dikenal sebagai Pastoral, di mana instrumen tiup meniru suara burung pedesaan setempat, disusul simfoni no. 7 dan 8 yang menandai puncak masa produktivitasnya.

Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, Beethoven tidak banyak menggubah lagu karena sekarang ia tuli total. Karya-karya periode akhir Beethoven (sejak 1815), ditandai oleh keintiman dan daya emosi yang semakin meningkat.

Sonata-sonata piano terakhirnya, opus 109, 110 dan 111 adalah karya virtuoso luar biasa dengan kompleksitas yang bersanding sempurna denga lirisisme.

Di sisi lain, Simfoni No. 9, karya agungnya yang tercipta tahun 1823, meledak-ledak dengan movement terakhir, Ode to Joy. Movement itu menampilkan koor penuh dan penyanyi-penyanyi solo yang bergairah.

Kuartet-kuartet gesek terakhirnya diselesaikan tahun 1826, yang bertepatan dengan pecobaan bunuh diri keponakan Beethoven yang juga merupakan anak perwaliannya. Satu tahun berikutnya ia terkena serangan pneumonia dan kemunculan sirosis hati yang  menyebabkan kematiannya pada 26 Maret 1827 pada usianya yang ke-56 tahun.

Beethoven dimakamkan dengan upacara luar biasa di Wina. Sebuah upacara yang cocok untuk komposer yang telah terkenal di seluruh Eropa. Hingga kini, namanya bersanding dengan jajaran komposer-komposer hebat pada masanya ataupun masa-masa lain.

Sumber: 

Cooper, Barry. 2008. Beethoven. Oxford: Oxford University Press.

Kinderman, William. 2009. Beethoven. Oxford: Oxford University Press.

Post a Comment for "Beethoven, Seorang Musisi Tuli Dengan Karya yang Abadi"