BANTEN MASA AWAL- TINGGALAN TRADISI MEGALITIK (Situs Batu Goong-Citaman)
BANTEN MASA AWAL- TINGGALAN TRADISI MEGALITIK (Situs Batu Goong-Citaman)
Terletak sekitar 500 m arah barat daya dari Situs Batu Goong terdapat kumpulan kolam yang dikenal sebagai Situs Citaman. situs ini merupakan mata air dan kolam dengan berbagai ukuran dan bentuk. Keberadaan kolam-kolam tersebut di duga sebagai tempat awal mensucikan diri sebelum ritual keagamaan berlangsung diatas bukit tempat Batu Goong berada. Hal tersebut di buktikan dengan ditemukan beberapa artefak yang terbuat dari bahan batu misalnya batu bergores (batu asah), batu berlubang, batu pipisan, batu dakon, batu datar, baik di sekitar kolam, ataupun di dalam air. Temuan temuan tersebut sekarang tersimpan di rumah informasi Situs Citaman, selain rumah informasi disekeliling kolam juga berdiri beberapa bangunan semi permanen untuk menunjang kebutuhan para pengunjung. Berdasarkan penuturan masyarakat setempat di kompleks ini sebenernya terdapat Sembilan kolam yang memiliki nama berbeda, yaitu:
Situs Batu Goong secara administratif terletak di Kampung Cigadung, Desa Sukasari, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang, Banten berada pada kordinat 06o20’17,2” LS dan 105o55’18,9” BT dengan ketinggian 215 mdpl. Untuk menuju lokasi situs tidaklah sulit, mengingat lokasinya berdekatan dengan pusat pariwisata Pantai Carita dan Labuan atau berjarak ± 30 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Pandeglang. Dari jalan darat, kita bisa menggunakan kendaraan baik roda empat maupun roda dua. Karena letaknya berada jauh dari jalan raya, dan kendaraan umum yang masih terbatas (jarang) maka disarankan lebih baik menggunakan kendaraan pribadi.
Dinamakan Situs Batu Goong, karena beberapa artefak batu yang ada di kompleks ini memiliki bentuk seperti gamelan/kenong (dalam bahasa sunda Goong), sehingga masyarakat lebih mengenal dan menyebutnya sebagai Batu Goong. Situs ini menempati suatu kawasan perbukitan yang disebut Kaduguling, di bukit ini banyak tumbuh vegetasi tanaman hutan hujan tropis di antaranya, melinjo (gnetum gnemon), jati ambon (Tectonia grandis), waru (Hibiscus teliaceus), mangga (Mangifera indica), bambu (Bambusa vulgaris), tanaman perkebunan masyarakat seperti singkong (Manihot utilissima), kelapa (Cocos nusifera), dan padi (Oriza). Selain vegetasi tanaman hujan tropis di kawasan situs tumbuh juga tanaman rempah seperti kecombrang/honje (Etlingera elatior), jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma longa), kencur (Kaempferia galangal), dan beberapa tanaman rempah lainnya. Ragam vegetasi tersebut merupakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk keperluan sekunder.
Keberadaan situs Batu Goong mulai diteliti pada tahun 1995 oleh Suaka Peninggalan Sejarah Purbakala, Serang (sekarang BPCB Banten), dengan melakukan kegiatan ekskavasi penyelamatan yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan pendataan dan pemetaan lokasi situs pada tahun 1996. Dari hasil kedua kegiatan tersebut disimpulkan bahwa tampak situs Batu Goong adalah punden berundak yang merekayasa bentukan alam. Kemudian baru pada tahun 1997 Balai Arkeologi Bandung melaksanakan kegiatan penelitian dan berlanjut pada tahun 2002 sampai 2009 yang menyimpulkan bahwa peninggalan arkeologis tersebut berasal dari budaya tradisi megalitik, dan merupakan salah satu corak budaya prasejarah yang berkembang menembus kurun waktu sejarah. Kemudian untuk melengkapi data peta dan gambar Kantor BPCB Banten pada tahun 2018 melaksanakan kegiatan pemetaan dan penggambaran di kawasan Situs Batu Goong termasuk Situs Citaman.
Mengacu kepada Djaenuderadjat (2001), menyebut situs Batu Goong sebagai punden berundak yang memanfaatkan beda tinggi permukaan tanah. Punden dibentuk berdasarkan garis kontur bukit Kaduguling yang bertingkat, kemudian beberapa bagian dilakukan pemangkasan sehingga menampakan punden bertingkat dari paling rendah di sisi barat dan makin tinggi di timur Djaenuderadjat (2001). Hasil kegiatan pemetaan yang dilakukan oleh BPCB Banten pada tahun 2018 ikut memperkuat dugaan tersebut, dimana bukit Kaduguling memiliki garis kontur yang berundak. Garis-garis kontur tersebut terlihat dari posisi Citaman ke arah timur laut semakin meninggi membentuk miniatur gunung. Dari hasil pemetaan juga tampak adanya semacam teras-teras yang dibatasi oleh fitur batu dan parit. Batas parit atau batas yang terbuat dari fitur batu sekarang keadaanya sudah tidak bisa dikenali secara jelas mengingat kawasan adalah areal perkebunan aktif yang dikelola oleh masyarakat. Secara keseluruhan areal bukit Kaduguling memiliki luas 2,8 ha.
Di kompleks Batu Goong terdapat beberapa artefak, diantaranya terdapat dua belas (12) batu yang mengelompok dalam sebuah cungkup berukuran 5,3 meter x 5,3 meter. yaitu, terdiri dari satu (1) menhir berdiri di bagian tengah dikelilingi oleh sepuluh (10) batu silinder (palinggih) dengan bidang atasnya rata. Satu (1) artefak berbentuk gong kecil (kenong). Menhir yang berdiri di tengah-tengah nampaknya berfungsi sebagai pusat sedangkan batu batu yang lainnya ditempatkan mengelilingi pusat tersebut, formasi semacam ini lazim disebut formasi “temu gelang” yang banyak djumpai pada masa tradisi megalitik. Selain 12 batu terdapat satu artefak batu yang terletak diluar cungkup namun masih terpendam. Batu-batu tersebut dilindungi oleh pagar keliling berbahan BRC berukuran 11,12 meter x 11, 12 meter dengan tinggi 120 cm. Ukuran batu silinder memiliki diameter relatif sama, yaitu 50 sampai 52 cm, sedangkan tinggi memiliki ukuran yang bervariasi.
Di luar kompleks Batu Goong yang telah diberi pagar keliling, terutama di sebelah barat daya terdapat dua batu yang memiliki bentuk dan ukuran berbeda. Satu batu berjarak sekitar 15 meter dari kompleks situs Batu Goong. Batu ini memiliki bentuk kenong (goong) sebagian badan batu tersebut tertanam di dalam tanah dan satu batu lagi memiliki bentuk silinder (pelinggih). Jadi secara keseluruhan terdapat lima belas batu yang terdapat di Komples Batu Goong ini. Selain fitur batu, di kawasan Bukit Kaduguling ini juga ditemukan beberapa fragmen keramik asing dari masa Dinasti Song, Dinasti Ming, dan dari Thailand serta kaki arca yang di yakini berasal dari masa klasik.
Sumber: Ragam Pusaka Budaya Banten-(Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten
Post a Comment for "BANTEN MASA AWAL- TINGGALAN TRADISI MEGALITIK (Situs Batu Goong-Citaman)"
Kunjungi Juga :
FB. wisnu.natural
WA. 087722452802
IG. @wisnuwirandi