Naskah Monolog Karya Putu Wijaya berjudul 'Pidato Gila'

"Disini banyak orang gila. Karena ini memang rumah sakit gila. Saya akan memberi mereka siraman batin, untuk melatih mereka terus berpikir supaya otaknya tidak menciut. Saya harus hati-hati karena semua orang gila tidak mau disebut gila. Kita oranglah yang dianggapnya gila. Oke, saya mulai sekarang sebelum mereka kumat."

"Selamat pagi...! Saudara-saudara, Bapak-bapak, Ibu-ibu, Adik-adik, Kakak-kakak, yang semuanya tidak gila. Kita berkumpul di sini untuk memecahkan persoalan mengapa semua orang itu gila. Belakangan ini populasi orang gila di Indonesia melonjak drastis. Ada yang karena gagal caleg, ada yang karena ditangkap KPK, ada juga karena tidak lulus Ujian Nasional. Karena itu proyek pendirian rumah sakit gila diprioritaskan. Di samping orang gila, juga banyak anjing gila. Tapi tidak ada yang mengusulkan dibangun rumah sakit anjing gila. Kenapa? Karena anjing gila langsung ditembak mati. Ada wakil rakyat yang mengusulkan untuk menghemat belanja negara, modus anjing gila diterapkan saja pada orang gila. Tapi wakil rakyat itu ternyata gila. Itulah beda orang gila dan anjing gila. Tapi meskipun berbeda ternyata banyak persamaannya. Antara lain, persamaan yang prinsipiil antara orang gila dan anjing gila adalah kedua jenis mahluk Tuhan yang berbeda itu sama-sama gila. Kedua-duanya ateis. Tidak mampu lagi bersosialisasi dalam masyarakat. Tidak mampu hidup damai dalam perbedaan. Anti Bhineka Tungga Ika, Itu persamaannya. Adapun perbedaannya banyak sekali. Anjing itu keturunan dewa. Maka, apa pun yang dia lakukan, dari kencing, berak sembarangan, sampai telanjang bulat di ruang publik, diperbolehkan. Tidak ada yang berani melarang. Mereka kebal hukum. Anjing diantar berak oleh orang, tapi tidak ada anjing mengantar orang berak kecuali makan hasil berak. Sedangkan manusia tidak ada yang makan tai anjing. Orang gila adalah lambang sejati kebebasan manusia. Anjing gila, sebaliknya. Begitu anjing mulai gila, semua hak asasinya pretel. Anjing gila tidak boleh melakukan apa pun. Tidak ada tempat bagi anjing gila.
Itulah sebabnya, kalau Saudara-saudara sudah panik, darah tinggi, kesabaran hilang, muak, Saudara akan berteriak: anjing!

Persamaan dan perbedaan orang gila dan anjing gila bersinergi, menyebabkan baik orang atau anjing yang gila menjadi ancaman pembangunan. Sebab, baik orang maupun anjing yang gelo tidak punya mimpi-mimpi indah seperti kita semua yang tidak gila ini. Syukur Alhamdulillah tidak seorang pun di antara Saudara-saudara di sini, termasuk saya sendiri, yang termasuk anjing gila.

Orang gila? Jelas bukan.....
Kita adalah benteng terakhir dari kemanusiaan murni yang sejati. Alhamdulillah kita masih waras, awas, utuh, otentik dalam dunia yang sudah semakin gila ini. Namun tak ada gading yang tak retak, kecuali kelapa gading, meskipun tidak gila, kita semua kadang-kadang terpaksa berpura-pura gila. Kenapa? Berpura-pura gila supaya rumah sakit gila yang didirikan dengan biaya triliunan uang rakyat itu tidak mibazir. Contohnya, ya kita semua ini. Kita berpura-pura gila di sini untuk berkorban demi eksistensi para perawat, suster dan dokter-dokter gila itu. Bayangkan, kalau tidak ada kita, semuanya akan di-PHK. Buntut-buntutnya mereka semua akan pura-pura gila, tapi keterusan gila! Walhasil, kehadiran kita semua disini adalah pengorbanan dan kepahlawanan tanpa bintang jasa.

Yang mengherankan kita, belakangan ini, makin hari makin banyak penghuni di sini. Membuat galau. Kita sampai stress membedakan antara orang yang pura-pura gila seperti kita dan orang gila yang pura-pura tidak gila seperti mereka. Walhasil, saya ingatkan kepada Saudara-saudara, berhati-hatilah menghadapi orang gila yang mengaku tidak gila itu. Anda harus waspada.

Catat....! pada prinsipnya orang gila yang berpura-pura tidak gila adalah musuh negara nomor satu. Mereka anjing gila! Hanya satu peluang untuk anjing gila. bunuh! Bunuh, basmi! Sikat! Sodomi!

Apa ini? Ooo...., sudah waktunya minum obat. Okelah! Besok siraman batin kita ini diulangi untuk ke seribu kalinya. Merdeka! Sekali merdeka, merdeka sekali! Sialan, molor semua. Anjing! Memang susah ngomong sama orang gila!

Post a Comment for "Naskah Monolog Karya Putu Wijaya berjudul 'Pidato Gila'"