Obat "Rorombeheun" dan Kaligata Secara Tradisional

Hallo Sahabat Budaya !!! Apak kabar?? Semoga tetap sehat dan semangat dalam menjalani kehidupan yang serba sulit, sesulit kalo lagi sembelit... hehehehe.. (Just Kidding guys...).

Oya, tahukah kalian penyakit Rorombeheun dan Kaligata? Kalau penyakit kaligata pasti sudah banyak yang tahu. Bagaimana dengan penyakit Rorombeheun? (orang Sunda pasti tahu)... hehehehe.

Pengobatan secara tradisional tidak lain adalah mengobati penyakit dengan menggunakan atau membuat ramuan dengan memanfaatkan tanaman yang ada di lingkungan sekitar. Masyarakat adat Desa Kanekes (Baduy) banyak tahu loh tentang ini. Mereka sering melakukan pengobatan tradisional dengan cara tradisional. Karena pengetahuan mereka dalam pengobatan didapatkan secara turun temurun dari orang tua dan para pendahulunya. Pengobatannya dilakukan oleh anggota keluarga sendiri, terkecuali untuk sakit tertentu yang harus melibatkan “orang pintar”.

Pengobatan tradisional dilakukan dengan bahan-bahan alami, ada beberapa tanaman yang tumbuh di gawir (tebing) dan selebihnya adalah yang tumbuh di leuweung (hutan) dan di ladang. Tanaman itulah yang kebanyakan menjadi sumber bahan baku untuk pengobatan. Di antara sejumlah penyakit, ada dua jenis penyakit yang cara pengobatannya dapat dikatakan cukup unik. 

Pertama adalah kaligata, dan kedua adalah rorombehen atau pecah-pecah pada bagian telapak kaki.

Kaligata adalah gatal-gatal yang bisa mengenai bagian tertentu dari tubuh, misalnya bagian tangan, kaki, muka, atau bagian tubuh lainnya, dan dapat pula menjalar ke seluruh tubuh. Efek dari rasa gatal tersebut memunculkan bentolan-bentolan seperti digigit nyamuk. Bagi masyarakat Baduy Luar, kaligata dapat diobati dengan menggunakan kulit pohon teureup yang tumbuh di leuweung. Biasanya, pohon teureup  ini yang biasa dibuat sebagai bahan baku untuk membuat tas Koja. 


Sengaja mengambil kulit pohon teureup ke leuweung tentulah memerlukan waktu. Demi kepraktisan, mereka cukup menggunakan kojaKoja merupakan tas khas orang Baduy yang terbuat dari kulit pohon teureup. Tas ini lekat dalam kehidupan masyarakat Baduy karenanya ada di tiap-tiap rumah. Koja digunakan sehari- hari oleh mereka manakala bepergian, sebagai wadah barang yang bobotnya ringan. Cara pengobatannya, cukup dengan mengusap-usapkan koja pada bagian tubuh yang gatal-gatal.

Rorombeheun terjadi pada bagian telapak kaki, terutama tumit. Secara fisik terlihat seperti ada goresan-goresan pada bagian yang rorombeheun. Cara pengobatan yang mereka lakukan dengan menggunakan tunggul cau raja (bonggol pisang raja). Caranya, cari pohon cau raja yang belum lama ditebang dan masih tertinggal tunggulnya. Bagian tunggul itulah yang digunakan sebagai obat. Caranya, cukup dengan menggosok-gosokkan telapak kaki yang rorombeheun ke tunggul cau raja.



Itulah trik yang bisa digunakan dalam pengobatan penyakit rorombeheun dan Kaligata secara tradisional ya Guys. Semoga bermanfaat, Salam Budaya !


Post a Comment for "Obat "Rorombeheun" dan Kaligata Secara Tradisional"