Ngabuburit = Ngalantung Ngadagoan Burit
Ngabuburit tentu Bahasa Sunda. Ensiklopedia
Sunda menjelaskan maknanya sebagai siasat menunggu saat berbuka puasa sambal
mengerjakan sesuatu atau bermain, berjalan-jalan sekedar melupakan perut lapar
sampai magrib tiba. Dalam kamus Sunda terbitan Lembaga Basa Dan Sastra Sunda
(LBSS), ngabuburit diartikan sebagai ngalantung ngadagoan burit.
Ngalantung Ngadagoan Burit artinya menunggu
dengan santai tiba waktunya magrib. Istilah Ngabuburit, meskipun berasal dari
Bahasa Sunda, namun istilah ini digunakan oleh masyarakat Indonesia secara
nasional. Hampir disetiap daerah di Indonesia, umat muslim menggunakan istilah
Ngabububurit sebagai penyebutan istilah menunggu waktu berbuka puasa.
Anak-anak Sunda zaman dahulu biasanya melakukan
ngabuburit dengan bermain khas kaulinan
barudak. Sebut saja misalnya pris-prisan, sorodot gaplok, galah, halma,
ucing-ucingan, jajangkungan (egrang), dan kalau musim kemarau biasanya ngadu
langlayangan, nyadakeun lodong, dan sebagainya.
Berbeda dengan anak muda zaman sekarang, ironi
nya Ngabuburit seperti memainkan permainan tradisional atau kaulinan barudak itu nyaris menjadi
nostalgia saja. Dengan perkembangan teknologi melalui media internet yang
semakin mewabah, bahkan sampai ke pelosok daerah termasuk masyarakat adat
kasepuhan Banten Kidul. Dengan miris kita saksikan, ngabuburit itu sudah
kehilangan ‘profesinya’.
Ngabuburit tidak lagi ditarik dalam ranah
budaya dan ruang sosial, tapi lebih kepada rekayasa teknologi dalam balutan
hidup serba soliter. Cukup di kamar sendirian, orang bisa berjam-jam menunggu
adzan magrib sambal main game online, sehingga tidak terasa waktu bergulir dan
kita asyik ditarik pada pesona maya di facebook, WA, Instagram, twetter dan
media lainnya.
Ngabuburit seperti ini sesungguhnya, menururt
saya sama sekali kurang bermakna dilihat dari sisi apa pun. Padahal, puasa
dalam salah satu pesan substansinya adalah menginjeksikan kesadaran untuk
mengelola waktu.
Sunda juga tidak jauh berbeda, yaitu budaya
yang sangat menggaung-gaungkan waktu. Hal ini ditandai dengan banyaknya idiom
yang menunjukan waktu dengan sangat detail, seperti pasosore, tunggang gunung,
sariak layung, balebat, isuk-isuk, haneut moyan, pecat sawed, lingsir ngulon,
sareureuh budak, dan sebagainya. Terkait penyebutan waktu-waktu di Sunda dapat
dilihat disini.
Sumber referensi bacaan:
Sufisme Sunda-Hubungan
Islam dan Budaya dalam masyarakat Sunda (Dr. Asep Salahudin)
Post a Comment for "Ngabuburit = Ngalantung Ngadagoan Burit"
Kunjungi Juga :
FB. wisnu.natural
WA. 087722452802
IG. @wisnuwirandi