Pandangan Hidup Orang Sunda


Menggali pandangan hidup orang Sunda, merupakan sesuatu yang penting, bukan saja agar masyarakat Sunda tidak kehilangan akar kulturalnya, namun juga sebagai suatu jembatan untuk mengokohkan kebudayaan nasional dalam konteks kontribusi kultural sunda atas falsafah Bhineka Tunggal Ika. Minimal, seperti ditulis Waranen, dkk. (1987), nilai-nilai dan pandangan hidup orang sunda dapat digali dari:

  • ·         Karya sastra sunda
  • ·         Tradisi lisan dan tradisi tertulis orang sunda
  • ·         Folklore lisan orang sunda
  • ·         Informan pangkal
  • ·         Masyarakat pendukungnya.

Salah satu nilai pandangan hidup orang sunda yang sangat relevan untuk diaktualisasikan hari ini adalah kejujuran. Nilai ini berfungsi sebagai:

  • ·         Petunjuk arah agar tidak tersesat dalam mencapai tujuan bernegara
  • ·         Perekat masyarakat
  • ·         kontrol sosial
  • ·         perlindungan
  • ·         motivator

nilai sebagai sekumpulan kebaikan universal yang dianut masyarakat untuk membangun cita-cita yang diharapkan dan ketika nilai itu kemudian diresmikan menjadi pedoman,  sering dikatakan norma.

Untuk menginternalisasi nilai-nilai kejujuran itu, salah satu metodenya yang dianggap penting sampai hari ini adalah melalui pendidikan di sekolah-sekolah. Seperti ditulis Wuradji (1988), bahwa pendidikan memiliki fungsi mendasar, yakni:

  • ·         Fungsi sosialisasi
  • ·         Fungsi control sosial
  • ·         Fungsi pelestarian budaya
  • ·         Fungsi latihan dan pengembangan tenaga kerja
  • ·         Fungsi seleksi
  • ·         Fungsi perubahan sosial
  • ·         Fungsi reproduksi budaya
  • ·         Fungsi difusi kultural
  • ·         Fungsi peningkatan sosial
  • ·         Dan fungsi modifikasi sosial.

Meta Spencer dan Aleks Inkeles (1982) memetakan fungsi pendidikan dalam konteks kemasyarakatan, meliputi:

  • ·         Transfer nilai-nilai
  • ·         Nilai-nilai pengajaran
  • ·         Mobilitas sosial
  • ·         Fungsi stratifikasi
  • ·         Mengkokohkan relasi dan kohesi sosial
  • ·         Menanamkan etos kebangsaan.

Fungsi itu akan berjalan manaka sekolah benar-benar menampilkan dirinya sebagai lembaga pendidikan dalam maknanya yang utuh, bukan ‘pabrik’ untuk melahirkan ‘tukang’, tetapi lembaga tempat para murid menemukan otentisitas dirinya, baik dalam kaitannya dengan dirinya sendiri, tuhan, masyarakat, maupun lingkungannya. Atau, mengikuti Freire, pendidikan merupakan sarana pembebasan bukan dominasi. Pendidikan harus dilandaskan pada kesadaran aksi dan refleksi agar anak didik sebagai subjek yang merdeka dapat sampai pada ‘kesadaran kritis’ (critical consciousness) untuk pada gilirannya, mampu melakukan perubahan bagi dirinya dan lingkungannya.

Post a Comment for "Pandangan Hidup Orang Sunda"