RITUS-RITUS PADA MASYARAKAT ADAT DI KABUPATEN LEBAK



Dilansir dari wikipedia.com, ritus adalah suatu tindakan, biasanya dalam bidang keagamaan, yang bersifat seremonial dan tertata. Ritus terbagi menjadi tiga golongan besar:

  • Ritus peralihan, umumnya mengubah status sosial seseorang, misalnya pernikahan, pembaptisan, atau wisuda.
  • Ritus peribadatan, di mana suatu komunitas berhimpun bersama-sama untuk beribadah, misalnya umat Muslim salat berjemaah, umat Yahudi beribadat di sinagoge atau umat Kristen menghadiri Misa
  • Ritus devosi pribadi, di mana seseorang melakukan ibadah pribadi, termasuk berdoa dan melakukan ziarah, misalnya seorang Muslim atau Muslimah menunaikan ibadah Haji.

Dalam Kekristenan ritus memiliki makna yang lebih khusus -- dalam hal ini ritus berarti suatu liturgi tertentu. Misalnya, dalam keyakinan Katolik, sakramen yang dinamakan pengurapan orang sakit secara tradisional dikenal sebagai ritus terakhir, karena kerap diselenggarakan bagi seseorang menjelang ajalnya.

Dalam tata guna Kristiani, ritus dapat pula berarti keseluruhan dari suatu tradisi liturgis yang biasanya berpusat pada suatu lokasi tertentu. Misalnya Ritus Latin atau Romawi, Ritus Byzantium, dan Ritus Suryani. Ritus-ritus seperti ini mencakup berbagai sub-ritus. Misalnya, Ritus Byzantium memiliki variasi Yunani, Rusia, dan variasi-variasi berbasis etnis lainnya.

Di Amerika Utara, para pengikut Freemasonry dapat memilih untuk bergabung dengan Ritus Skotlandia atau Ritus York, dua kesatuan khusus yang menawarkan peningkatan derajat bagi mereka yang telah menjalani tiga tahapan dasar.

Berbeda halnya ritus yang dilakukan oleh masyarakat adat kasepuhan Banten Kidul di Kabupaten Lebak. Kebanyaka ritus yang dilakukan demi memohon kesuburan Alam (padi & tanaman), memohon keselamatan hidup serta keberkahan atas nikmat yang diberikan. 

Berikut ini merupakan definisi singkat dari ritus-ritus yang tersebar pada masyarakat adat di Kabupaten Lebak.


1. Seren Taun

Seren Taun adalah upacara adat yang sakral khas masyarakat Sunda agraris pada saat panen raya tiba. Agraris sendiri maksudnya adalah sebagian besar masyarakat di daerah tersebut bekerja di sektor pertanian. 

Masyarakat adat Kasepuhan Banten Kidul di Kabupaten Lebak sangat percaya dengan hukum adat, hukum adat ini merupakan perwujudan amanat-amanat leluhur dari sekelompok suku yang hidup turun temurun untuk kemudian dijadikan pedoman dalam memutuskan sikap hidup. Dalam hal ini Masyarakat adat kasepuhan memiliki pandangan hidup yang sangat terikat serta patuh terhadap peraturan hukum adatnya yang berlaku secara turun temurun. Masyarakat Adat sangat mengagungkan Padi (pare) Sari Pohaci Dewi Sri, dengan keyakinan bahwa padi ini sebagai sumber kehidupan mereka maka masyarakat ini selalu mengadakan upacara-upacara atau ritual-ritual untuk mengagungkan padi diantaranya dari menanam padi sampai menyimpan padi harus mengadakan selamatan yang disebut dengan Ngamumule Pare (memelihara padi) dalam rangkaian Seren Taun.

  • Nibakeun Sri ka Bumi yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat akan menyebar benih dan waktu dari menyebar sampai menuai benih selama 45 s/d 50 hari. Kegiatan ini diawali dengan mengadakan upacara selamatan yang dilakukan dirumah kasepuhan dan diawali dengan acara doa bersama, dilanjutkan dengan makan bersama dan mengadakan hiburan. Kesenian yang ditampilkan adalah Angklung buhun dan Dogdog lojor. Kegiatan ini dilakukan dari pagi hari sampai dengan siang hari;
  • Ngamitkeun Sri U Bumi yaitu kegiatan yang dilakukan sebelum memetik atau menuai hasil panen yang diawali dengan upacara selamatan yang dilakukan dirumah kasepuhan dan diawali acara doa bersama, dilanjutkan dengan makan bersama dan hiburan dengan menampilkan Angklung buhun dan Dogdog lojor. Kegiatannya dilakukan pagi hari sampai siang hari;
  • Ngunjal yaitu kegiatan penyimpanan padi ke lumbung (leuit) setelah dikeringkan/dilantayan. Kegiatan ini diawali dengan acara selamatan (doa bersama) dengan menyediakan tumpeng dan diiringi tetabuhan dogdog lojor dan rengkong;
  • Rasul Pare di Leuit yaitu mempersembahkan tumpeng rasul dan bebakak ayam jantan berwarna kuning keemasan. Kegiatan ini dilaksanakan dan dipimpin oleh ketua adat yang didampingi 7 (tujuh) orang pake pake kolot (tujuh orang tua yang diambil berdasarkan garis keturunan);
  •  Seren Taun (menyimpan padi ke lumbung) dilakukan setiap tahun yang jatuh di bulan Juli dan untuk tahun berikutnya maju 10 (sepuluh hari) dari tahun sebelumnya. Kegiatan seren taun ini berlangsung selama 7 (tujuh) hari 7 (tujuh) malam. Ada 3 (tiga) kegiatan pokok yang tidak boleh dilewatkan dengan tahapan sebagai berikut:
  1. Hari Jumat malam Sabtu wajib menampilkan kesenian tradisional pantun
  2. Hari Minggu jam 14.00 WIB, kirim doa ka karuhun (leluhur) yaitu suatu acara yang bersifat sakral dan wajib dilakukan;
  3. Hari Senin jam 12.00 WIB, Rasul Seren Taun yakni kirim doa kepada Yang Maha Kuasa yang dipimpin oleh Abah (ketua adat) yang wajib diikuti oleh seluruh perwakilan adat rendangan
2. Ngalaksa
Ngalaksa adalah salah satu ritus yang dilakukan dengan membawa padi ke lumbung dan membuat laksa sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas kesuksesan hasil panen padi di sawah yang diperoleh masyarakat. Upcara ini wujud ungkapan kepercayaan lokal masyarakat terhadap Nyi Pohaci Sanghyang Sri dan Karuhun (ruh-ruh nenek moyang) yang telah tiada. Nyi Pohaci adalah nama lain dari Dewi Sri yang dipercaya sebagai dewi kesuburan. Ngalaksa merupakan kata kerja berimbuhan Nga- , dalam bahasa Sunda imbuhan tersebut menggambarkan proses membuat makanan laksa oleh warga yang menjadi Rurukan (pemangku acara) selama tujuh hari tujuh malam dengan iringan seni Tarawangsa dan kecapi buhun yang disebut Jentreng. Laksa adalah sejenis makanan dengan bahan dasar tepung beras yang diolah sedemikian rupa sehingga menjadi makanan seperti lontong yang dibungkus dengan daun congkok. Proses pembuatan laksa ini menjadi tahapan penting dalam ritual upacara Laksa tersebut direbus dengan daun combrang dengan jumlah ribuan atau sebanyak tepung yang telah dipersiapkan. Masyarakat percaya bahwa jumlah yang didapat pada saat itu memberi gambaran akan keberhasilan panen berikutnya. Bila pada saat itu dapat menghasilkan bungkus laksa yang lebih banyak dari tahun kemarin maka mereka yakin berkah melalui panen yang akan datang hasilnya akan lebih berlimpah.

3. Ngamitkeun Sri Ka Bumi 
ritual mendoakan padi yang akan di tanam.

4. Ngunjal
Ngunjal adalah Mengakut sesuatu secara bertahap. Acara Ngunjal pada masyarakat adat Kasepuhan akan berlangsung pada hari Kamis dan Jumat, tanggal 8-9 Juni 2016. Prosesi Ngunjal adalah kegiatan memindahkan padi dari tempat pengeringan (Lantayan) di pesawahan ke dalam lumbung padi (Leuit) dengan cara dipikul dan atau diangkut dengan menggunakan Rengkong, yaitu alat pikul berbahan bambu yang dapat menghasilkan bunyi tertentu. 

5. Nibakeun Sri ka Bumi
Nibakeunn Sri Ka Bumi merupakan ritual menurunkan padi ke tanah untuk dipersiapkan di lumbung kasepuhan.

6. Panyapuan

7. Rasul Pare

8. Ritual Mipit
Mipit adalah salah satu tradisi yg masih dilaksanakan oleh para kasepuhan, yakni sebuah prosesi / ritual untuk memulai panen pertama kali, biasanya berdoa sambil menyiapkan sajian berupa nasi tumpeng di atasnya dikasi telor, ada bubur merah, bubur putih, kopi, bakakak ayam kampung, dlsb. Ritual ini merupakan simbol rasa syukur agar panen yg dihasilkan berkah untuk kehidupan. Nilai kearifannya adalah padi yg dihasilkan harus berkah untuk kehidupan, jangan digunakan untuk poya-poya tidak boleh dijual sembarangan utuk memuaskan nafsu duniawi semata sampai lupa untuk nanti membuat benih untuk menanam kembali, harus ada yg disimpan untuk Cadangan pada musim paceklik.;Mipit adalah salah satu tradisi yg masih dilaksanakan oleh para kasepuhan, yakni sebuah prosesi / ritual untuk memulai panen pertama kali, biasanya berdoa sambil menyiapkan sajian berupa nasi tumpeng di atasnya dikasi telor, ada bubur merah, bubur putih, kopi, bakakak ayam kampung, dlsb. Ritual ini merupakan simbol rasa syukur agar panen yg dihasilkan berkah untuk kehidupan. Nilai kearifannya adalah padi yg dihasilkan harus berkah untuk kehidupan, jangan digunakan untuk poya-poya tidak boleh dijual sembarangan utuk memuaskan nafsu duniawi semata sampai lupa untuk nanti membuat benih untuk menanam kembali, harus ada yg disimpan untuk Cadangan pada musim paceklik

9. Ritual Nganyaran Pare
Nganyaran / Nyangu Pare anyar merupakan salah satu ritual adat yang rutin dilaksanakan setelah Proses Nutu Pare Anyar, dimana proses sampai Nganyaran itu dari pasca panen terus ke proses kelantaian (proses jemurpadi ) memerlukan waktu 1 bulan terus ke proses keganti tali / ikatpadi (pocong) terus ke proses ngadiukeun (memasukan padi kedalam lumbung) terus proses numbuk padi / mengolah padi menjadi beras dengan alat tradisional menggunakan lisung baru setelah seminggu baru menuju proses nganyaran proses. Nganyaran rutin dilakukan setiap tahun dilaksanakan setaun sekali di karenakan penanaman padi di kasepuhan Banten Kidul hanya satu tahun sekali.;Nganyaran / Nyangu Pare anyar merupakan salah satu ritual adat yang rutin dilaksanakan setelah Proses Nutu Pare Anyar, dimana proses sampai Nganyaran itu dari pasca panen terus ke proses kelantaian (proses jemurpadi ) memerlukan waktu 1 bulan terus ke proses keganti tali / ikatpadi (pocong) terus ke proses ngadiukeun (memasukan padi kedalam lumbung) terus proses numbuk padi / mengolah padi menjadi beras dengan alat tradisional menggunakan lisung baru setelah seminggu baru menuju proses nganyaran proses. Nganyaran rutin dilakukan setiap tahun dilaksanakan setaun sekali di karenakan penanaman padi di kasepuhan Banten Kidul hanya satu tahun sekali.

10. Ritual Ngaseuk
Upacara menyongsong saat menanam padi, memohon keselamatan dan keamanan menanam.;Upacara menyongsong saat menanam padi, memohon keselamatan dan keamanan menanam.

Itulah beberapa ritus yang dapat saya catat, meskipun masih jauh dari kata sempurna dalam mendeskripsikannya. Sebetulnya masih banyak lagi ritus-ritus yang biasa dilakukan oleh masyarakat adat di Kabupaten Lebak, hanya hal tersebut belum ada yang berani untuk mendata dan menuliskannya. Bagi sahabat Budaya yang tahu, boleh untuk menuliskannhya dikolom komentar, agar kita bisa berdiskusi dan mengkaji lebih dalam khasanah budaya yang ada di Kabupaten Lebak. Semoga bermanfaat, terimakasih.

Post a Comment for "RITUS-RITUS PADA MASYARAKAT ADAT DI KABUPATEN LEBAK"