TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER

 


1. Teater Tradisional

Pertunjukan teater tradisi yang diadakan di pedesaan sering dianggap sebagai teater komunal karena sifatnya yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat. Pemainnya adalah semua anggota masyarakat atau komunitas bersangkutan. Sifat pertunjukan ini improvisasi, tanpa koreografi yang pasti. Bentuk teater komunal dianggap juga sebagai teater primitif.

Pertunjukan teater rakyat banyak terdapat di lingkungan kelompok suku di daerah-daerah di Indonesia.Biasanya teater tradisi dipentaskan di daerah pedesaan. Suasana ketika pertunjukan berlangsung santai sehingga menumbuhkan suasana betah bagi penontonnya. Suasana semacam itu sampai sekarang masih ditemui dalam pertunjukan ketoprak, wayang kulit, wayang orang, ludruk, dan drama gong yang diselenggarakan di desa-desa, di luar gedung pertunjukan. Penonton teater daerah sering melakukan interaktif dengan pertunjukan. Mereka menonton dengan cara duduk melingkar di sekeliling panggung pertunjukan sehingga kebersamaan mereka dengan pertunjukan menjadi dekat dan kuat. Hal itu dapat terlihat, misalnya mereka dapat langsung mengomentari adegan yang sedang berlangsung; mereka bersuit-suit ketika pemain favorit mereka muncul; mereka bertepuk tangan ketika terjadi adegan perang, perkelahian, atau ketika ada tembang yang memesona perasaan mereka, seperti pertunjukan ketoprak,ludruk,lenong, wayang wong, mamanda, dan banyak lagi yang lainnya.

a. Bentuk Teater Tradisional

Teater tradisional adalah teater yang berkembang dikalangan rakyat, yaitu suatu bentuk seni pertunjukan yang bersumber dari tradisi masyarakat lingkungannya. Teater tradisional merupakan hasil kreativitas suatu suku bangsa. Teater tradisional bersumber dari karya sastra lama atau sastra lisan daerah yang berupa dongeng, hikayat, atau cerita-cerita daerah lainnya.

Sebagian besar daerah di Indonesia mempunyai kegiatan berteater yang tumbuh dan berkembang secara turun-tenurun. Kegiatan ini masih bertahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang erat hubungannya dengan budaya agraris (bertani) yang tidak lepas dari unsur-unsur ritual kesuburan, siklus kehidupan maupun hiburan, misalnya untuk memulai menanam padi harus diadakan upacara khusus untuk meminta bantuan leluhur agar padi yang ditanam subur, berkah, dan terjaga dari berbagai gangguan. Juga ketika panen, sebagai ucapan terima kasih maka dilaksanakan upacara panen. Saat peringatan tingkat-tingkat hidup seseorang (kelahiran, khitanan, naik pangkat, status,kematian, dan lain-lain) juga selalu ditandai dengan peristiwa-peristiwa teater dengan penampilan berupa tarian,nyanyian maupun cerita, dan dengan acara atau tata cara yang unik dan menarik.

b. Ciri-ciri Umum Teater Tradisional Menurut Jakob Soemardjo

  1. Cerita tanpa naskah dan digarap berdasarkan peristiwa sejarah, dongeng, mitologi, atau kehidupan sehari-hari.
  2. Penyajian dengan dialog, tarian, dan nyanyian.
  3. Unsur lawakan selalu muncul.
  4. Nilai dan laku dramatik dilakukan secara spontan dan dalam satu adegan terdapat dua unsur emosi sekaligus, yaitu tertawa dan menangis.
  5. Pertunjukan mempergunakan tetabuhan atau musik tradisional. 
  6. Penonton mengikuti pertunjukan secara santai dan akrab bahkan terlibat dalam pertunjukan dengan berdialog langsung dengan pemain.
  7. Mempergunakan bahasa daerah.
  8. Tempat pertunjukan terbuka dalam bentuk arena (dikelilingi penonton).  
c. Fungsi Teater Tradisional
Fungsi-fungsi penyelenggaraan kegiatan teater tradisional di tengah masyarakat pendukungnya. Di bawah ini disebutkan secara umum fungsi-fungsi teater tradisional (Soemardjo, 1997).
  1. Pemanggil kekuatan gaib.
  2. Menjemput roh-roh pelindung untuk hadir ditempat terselenggaranya pertunjukan.
  3. Memanggil roh-roh baik untuk mengusir roh-roh jahat. 
  4. Peringatan pada nenek moyang dengan mempertontonkan kegagahan maupun kepahlawanannya. 
  5. Pelengkap upacara sehubungan dengan peringatan tingkat-tingkat hidup seseorang seperti keberhasilan menempati suatu kedudukan, jabatan kemasyarakatan, menjadi kepala suku atau adat. 
  6. Pelengkap upacara untuk saat-saat tertentu dalam siklus waktu. Upacara kelahiran, kedewasaan, dan kematian.
  7. Sebagai media hiburan. Fungsi hiburan ini yang lebih menonjol di kalangan teater rakyat.
d. Konsep Teater Tradisional
Salah satu ciri teater tradisonal Indonesia pada umunya adalah tidak menggunakan naskah cerita yang lengkap. Cerita yang akan dimainkan hanya di tuturkan dan diceritakan oleh pimpinan rombongan secara garis besarnya saja dan pemain mengembangkannya secara improvisasi. Hal ini tentunya mempunyai kelebihan dan kekurang. Kelebihannya adalah memberikan keleluasaan bagi pemain untuk mengembangkan permainan sebebasnya sesuai dengan kemampuan improvisasinyanya dan menuntut pemain untuk hapal cerita di luar kepala. Namun, kelemahannya adalah cerita tidak terkontrol, baik waktu maupun batasan dialog tiap peran. Tanpa adanya naskah karya seni yang merupakan ekspresi dan ide seniman maka tidak dapat terdokumentasikan. Oleh karena itu, meskipun memainkan teater tradisional, sebaiknya menaskahkan ide-ide cerita yang dimainkan.

e. JenisTeater Tradisional Indonesia  
Berikut ini akan dipaparkan beberapa contoh bentuk pertunjukan teater tradisional Indonesia. Selanjutnya, tugas kalian mencari lagi bentuk-bentuk pertunjukan teater tradisional yang lain.
a. Wayang Orang
Wayang orang adalah bentuk kesenian tradisional yang multimedia karena seni lain dengan berbagai medianya juga menjadi bagian dari pertunjukan tersebut. Contoh dari seni lain itu adalah seni sastra (naskah/cerita), musik (gamelan/tembang), drama (akting dan dialog), tari (gerakan/tarian), serta rupa (properti/busana/rias). Gamelan untuk pertunjukan ditabuh oleh nayaga dan tembang dinyanyikan oleh sinden. Lakon yang dibawakan sekitar kisah Mahabarata versi Jawa (Ringgit Purwa). 
  
b. Ketoprak
Ketoprak mirip dengan wayang orang. Bedanya adalah lakon yang dibawakan merupakan cerita rakyat dan kisah kepahlawanan. Unsur dagelan atau humor masih ada, namun gerakan/tariannya lebih sederhana dan waktu petunjukannya lebih singkat.Untuk lebih jelasnya mengenai jenis teater ini, cermati video dibawah ini.

c. Ludruk
Ludruk berasal dari daerah Jawa Timur. Pertunjukan ini merupakan sejenis ketoprak yang semuanya pemainnya pria. Ludruk diawali dengan tarian yang ditarikan sambil bernyanyi dan disebut tari Ngremo.

d.  Lenong Betawi
Lenong adalah sandiwara berdialek Betawi. Permainan aktingnya bersifat improvisasi, bergaya lucu dan lugu, serta dengan nyanyian dan tarian yang diiringi musik gambang kromong. Cerita, lagu,tarian, dan lawakan menyatu menjadi kesatuan yang utuh dalam pertunjukan Lenong Betawi. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Betawi.

Lenong adalah bentuk teater rakyat yang paling populer diwilayah Betawi. Teater ini sudah menggunakan unsur panggung, dekor dan properti yang berupa satu meja dan dua kursi. Lama pertunjukan dapat dilaksanakan sekitar 3 jam (20.00 – 23.00 WIB) atau semalam suntuk (20.00 – 04.30 WIB).

Ada dua jenis pertunjukan lenong berdasarkan bahasa dan materi cerita.
  1. Lenong Dines yaitu lenong yang mempergunakan dialog dalam bahasa Melayu tinggi dan cerita yang dibawakan adalah cerita-cerita hikayat lama, latar belakang cerita berlangsung di istana-istana dengan tokoh- tokoh seperti Raja, Pangeran, Puteri Jin-jin, dan lain-lain.
  2. Lenong Preman yaitu lenong yang mempergunakan dialog bahasa Betawi sehari-hari juga cerita yang akrab dengan masalah kehidupan rakyat seperti kehidupan dilingkungan masyarakat kampung, rumah tangga, dan lain-lain. Unsur humor dan lawakan lenong jenis ini sangat dominan. 
e. Teater Dul Muluk
Teater Dulmuluk adalah teater tradisional yang berkembang di daerah Sumatra selatan dan sekitarnya. Bentuk dan ciri pementasan Dul Muluk selalu diiringi dengan musik yang khas seperti biola, gendang melayu, terompet, dan lain-lain. Permainan akting dilakukan dengan improvisasi. Materi pokok cerita diambil dari hikayat Abdul Muluk. Musik, tari, dan lawakan merupakan bagian yang menyatu dalam pertunjukan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu. Seluruh pemainnya laki-laki, peran wanitapun dimainkan oleh laki-laki.

f. Randai
Randai adalah salah satu teater tradisional yang berkembang di daerah Sumatra Barat. Bentuk pertunjukan Randai merupakan perpaduan gerakan tarian pola silat Minangkabau dan cerita yang bersumber dari tradisi Bakaba.  
Lagu gurindam dan penyampaian liris kaba diiringi alat musik rabab, salung, dan kecapi khas Sumatra Barat.
 
2. Teater Modern Indonesia
Apa yang dimaksud teater Indonesia?TeaterIndonesia adalah teater yang “bertolak dari teater modern Barat, tetapi dalam perkembangannya semakin dipengaruhi dan memanfaatkan teater daerah/tradisional sebagai sumbernya” (Saini KM.,1998: 59). Modernisasi teater Indonesia sesungguhnya mencerminkan tiga jalur perkembangan. Jalur pertama adalah jalur pembaratan yang menggeser masyarakat Indonesia yang berwajah petani menjadi wajah keterpelajaran. Jalur kedua yaitu jalur nasionalisme di masa prakemerdekaan yang telah berjalan lebih dari setengah abad. Jalur ketiga, pada saat berakhirnya satu tatanan politik negara yang berakhir dengan sebuah peristiwa benturan besar yang dikenal sebagai gerakan G30S PKI.

Walaupun jarak waktu antara ketiga jalur ituagak jauh, tetapi ketiganya sekarang bertemu dan bergulat ikut mengisi pengertian baru kata ”Indonesia”. Bahkan saat ini teater Indonesia mengalami perkembangan dengan hadirnya peristiwa kebangsaan yang dikenal dengan era reformasi. Babakan baru atau jalur keempat ini menjadi penting karena makna keindonesiaan mulai dipertanyakan dan dihadapkan dengan multikulturalisme kedaerahan yang cenderung mengedepankan ketegangan antara Indonesia dan daerah dalam wacana pluralisme, individualisme, dan, demokratisasi. 

Kata ”Indonesia” tidak lagi berarti bukan lagi kota ataupun daerah, tetapi sebuah bentuk dan gaya baru yang unik dalam maknanya sendiri terhadap kepekaan yang disebut kepekaan Indonesia. Pada saat seniman berkomunikasi dengan ”orang Indonesia”, ia diharapkan mampu menyelesaikan masalah bahwa orang Indonesia kebanyakan bikultural, yaitu berbicara dalam kerangka budaya Indonesia dan daerah.

Teater modern adalah teater yang tumbuh di kota-kota besar. Teater ini umumnya merupakan persinggungan budaya setempat dengan budaya Barat. Salah satu contoh teater modern adalah sastra tulis (drama) yang berbentuk lakon. Penggarapannya mengikuti konsep dramaturgi Barat. Penontonnyapun umumnya dari golongan terpelajar(Wijaya, 2007:25).

Perkembangan drama modern (abad 19-20)dibeberapa negara melanjutkan kejayaan tradisi pementasan dan penulisan drama yang telah dimulai pada zaman Yunani Kuno. Gaya pementasan diwarnai gaya realisme sosial dan psikologis, ekspresionisme, simbolisme, dan absurd, dengan tokoh-tokohnya adalah Ibsen (Norwegia), Strinberg (Swedia), Bernard Shaw (Inggris) juga tokoh-tokoh dari Irlandia, Prancis, Jerman, Rusia, dan lain-lain. 

Kilasan Sejarah Teater Indonesia  
Sejarah perkembang teater modern Indonesia dalam perjalanannya diwarnai oleh berbagai gaya dan pengaruh sehingga memberi bentuk serta identitas teater Indonesia yang khas. Dibawah ini adalah lintasan sejarah naskah dan pementasan dari waktu ke waktu.

1. Sebelum abad ke-20
Pementasan tidak menggunakan naskah. Pementasan bersumber dari ceritacerita rakyat dan kisah-kisah turun-temurun yang disampaikan secara lisan. Drama-drama rakyat, istana, keagamaan dipentaskan di arena terbuka.

2. Permulaan abad ke-20 
Pementasan sudah dipengaruhi oleh drama Barat dan cara pemanggungannya (Staging)timbul bentuk-bentuk drama baru: komidi stambul, istana , bangsawan, tonil, opera, wayang orang , ketoprak, ludruk, dan lain-lainnya. Pementasan tidak menggunakan naskah, tetapi menggunakan pentas, panggung berbingkai (Proceniun).

3. Zaman Pujangga Baru
Muncul naskah drama asli yang dipakai pementasan amatir. Rombongan professional tidak menggunakannya.

4. Zaman Jepang 
Sensor sendenbu sangat keras, diharuskan menggunakan naskah. Rombongan profesional terpaksa belajar membaca untuk menaskahkan pementasannya.

5. Zaman Masa Kini 
Pada periode ini ditandai dengan gejala rombongan teater profesional membuang atau tanpa menggunakan kembali naskah. Sementara itu, organisasi teater amatir setia pada naskah bahkan naskah menjadi sesuatu yang wajib sebagai konsep pertujukan teater modern.

Fungsi Teater Menurut Putu Wijaya  
a. Fungsi Hiburan
Fungsi hiburan memposisikan seni teater sebagai rasa untuk menyenangkan yang didapat penonton maupun pelaku teater itu sendiri. Fungsi hiburan terdapat dalam berbagai pertunjukan teater yang bersifat ritual, tanggapan, barangan atau ngamen, dan pada pertunjukan yang mengharuskan penontonnya membayar tiket, seperti di tobong ataupun gedung pertunjukan.

b. Fungsi Ritual 
Upacara ritualdalam konteks kehidupan adat dan agama adalah termasuk proses teateral. Di dalamnya, kita menemukan tahapan-tahapan dan elemenelemen teateral yang berupa ruang dan waktu, lakuan/ gerakan, suara dan nyanyian, rasa dan jiwa, serta panggung/ tempat upacara. Elemen-elemen ini bersifat agung dan suci. Sifat kesucian inilah yang membuat setiap prosesi upacara memancarkan energi dan spirit yang kuat sehingga dapat dinikmati dan dihayati secara spiritual oleh masyarakat pengikutnya.

c. Fungsi Ekspresi (Kreatif) 
Teater adalah narasi dan sekaligus ekspresi. Sebagai narasi teater memuat cerita, informasi, mencatat peristiwa, dan merekam berbagai hal sehingga tak kurang sebagai saksi (baca:dokumen) zaman. Namun sebagai ekspresi, teater mencatat opini, jalan pikiran, serta kehendak dari orang-orang pada suatu masa tertentu.

d. Fungsi Ekonomi  
Perbedaan terpenting dalam proses produksi teater Barat dan Timur adalah bahwa di Timur, umumnya di negara-negara berkembang, teater adalah process oriented. Sedangkan di Barat, proses produksi teater adalah product priented. Process oriented berarti bahwa proses sangat penting. Apa yang akan dihasilkan sangat tergantung pada seluruh peristiwa pembuatannya. Hasilnya belum nampak sebelum selesai. Bahkan sering tidak diketahui atau berbeda dengan apa yang terbayang pada awalnya. Hal itu terjadi karena teater masih lekat dengan prosesi dan ekspresi. Teater belum menjadi komoditi yang dinilai dengan uang. Sementara product oriented sangat mementingkan hasil akhir. Teater tidak akan diproses sebelum jelas hasil apa yang diinginkan. Hal tersebut karena menyangkut biaya dan kemurnian tujuan yang hendak dicapai. Baru kalau diketahui dengan jelas apa yang mau dihasilkan teater akan diproses. Kehidupan teater seperti ini sangat erat berhubungan dengan aspek ekonomi. Setiap produksi teater akan selalu merujuk pada kebutuhan biaya(Wijaya, 2007:172-181).

Jenis Teater Modern  
Pemanggungan teater modernteraktualisasi dalam berbagai genre atau jenis pertunjukan. Genre yang biasa ditampilkan berupa pementasan drama atau teater modern dengan mengusung naskah atau konsep ceritakemudian dimainkan oleh sekelompok orang diatas panggung sekitar satu sampai dua jam pertunjukan, bahkan ada yang lebih dari itu. Keterampilan memainkan peran dan karakter tokoh menjadi prioritas utama dengan didukung oleh sentuhan artistik pada berbagai aspekseperti panggung, kostum, rias, setting, lighting, dan sebagainya. Tentu saja pesan moral cerita yang dibawakan harus sampai pada penontonnya.

Selain drama atau teater dengan durasi pertunjukan yang lama ada juga beberapa jenis pertunjukan teater dengan konsep pertunjukan yang lebih sederhana, seperti Pragme, drama pendek, pantomim, monolog atau teater tubuh. Berikut ini akan dikupas genre pantomim dan monolog. 

Pantomim 
Kita sudah lama mengenal pertunjukan pantomim. Pantomim adalah salah satu seni pertunjukan yang penampilannya lebih mengandalkan pada gerak-gerik tubuh dan ekspresi wajah. Pantomim dalam bahasa Latinpantomimus, artinya meniru segala sesuatu, merupakan suatu pertunjukan teater yang menggunakan tubuh, dalam bentuk ekspresiwajah atau gerak tubuh, sebagai dialog.Pantomim adalah pertunjukan teater tanpa kata-kata yang dimainkan dengan gerak dan ekspresi wajah dan biasanya diiringi musik.

Di Indonesia kita ada beberapa aktor pantomim yang terkenal dan konsisten menggeluti seni pantomim diantaranya Septian Dwicahyo dari Jakarta dan Jemek Suparyadi dari Yogya. Sementara itu, bicara mengenai pantomim dunia tidak bisa lepas dari satu nama, yaitu Charles Spencer Chaplin atau Charlie Chaplin (1889- 1977). Chaplin tokoh pantomim yang terkenal dari Amerika yang mempopulerkan pantomim lewat film bisunya. Dengan gerak-gerik, riasan wajah, kostum dan karakter lucu tokoh Chaplin menjadi inspirasi dan acuan para pemain pantomim dalammelakukan penampilan pantomim.

Kekuatan utama dari gerak-gerak pantomim adalah gerakan imajinatif atau gerak peniruan. Seolah-olah sedang memegang benda meskipun bendanya tidak ada, seolah-olah ada di suatu tempat yang ramai meskipun sedang sendiri. Gerakangerakan yang menggambarkan suatu peristiwa harus diyakini benar seolah-olah peristiwanya nyata. Pertunjukan pantomim biasanya bersifat lucu, humoris, dan menghibur, serta gerakannya komikal yaitu gerakan lucu. Gerakan-gerakan yang ditampilkan merupakan hasil dari pengolahan gerak yang distilir atau digayakan. Perpaduan antara gerak-gerik tubuh yang menarik juga ekspresi wajah yang yang berkarakter akan membuat pantomim menjadi sajian tontonan yang bagus. Jadi, kalau kalian menampilkan pertunjukan pantomim harus menguasai teknik pengolahan tubuh dan ekspresi terlebih dahulu.

Bentuk Penampilan Pantomim   
Bentuk penampilan pantomim dapat dikelompokan sesuai dengan jumlah pemain yang tampil,yaitu pantomim tunggal, pantomim berpasangan,dan pantomim kelompok.

1. Pantomim Tunggal
Pertunjukan pantomim tunggal dimainkan oleh satu orang pemain. Biasanya tema dan adegan yang ditampilkan berupa permasalahan yang dihadapi oleh seseorang dalam berbagai kondisi, misalnya seorang yang sedang berada di jalanan bingung mau menyebrang jalan kemudian hujan dan angin datang atau orang yang sedang kebingungan kehilangan sesuatu. Kalian bisa mencari tema-tema yang menarik untuk dimainkan sendiri.Berikut ini adalah tutorial teknik pantomim yang bisa menjadi acuan ketika mempelajari pantomim dasar.

2. Pantomim Berpasangan
Selain dimainkan sendiri, pantomim juga menarik kalau dimainkan oleh dua orang (berpasangan). Tema dan adegan yang bisa ditampilkan tentunya keunikan dari dua orang yang saling merespon gerak-gerak yang lucu.

3. Pantomim Kelompok
Pantomim juga bisa dilakukan oleh lebih dari dua orang. Secara kelompok kalian bisa membuat adegan dengan gerak-gerak pantomim seperti menirukan gerakan-gerakan sekelompok binatang bebek yang sedang digembala petani, adegan di sebuah pasar yang sibuk dengan berbagai macam aktivitas juga bisa kalian cari aktifitas-aktitas yang menarik lainnya.

Drama Musikal dan Operete
Drama musikal atau disebut juga teater musikal adalah bentuk ekspresi seni yang berkolaborasi antara musik, perilaku, gerakan dan tarian yang menggambarkan sebuah cerita yang dikemas dengan koreografi dan dengan sistem musik yang apik sehingga terjadilah drama musikal atau kadang-kadang dikenal sebagai "musical play", faktor emosional drama hingga humor, cinta, kemarahan yang dikomunikasikan melalui kata-kata, musik, gerakan dan aspek teknis dari hiburan yang dikombinasikan secara keseluruhan. Meskipun teater musikal juga mencakup bentuk lain seperti teater opera, teater musikal dapat dibedakan dari minat yang sama dalam musik jika dibandingkan dengan dialog, gerakan, dan elemen lain dari sebuah karya. Karya pertunjukan teater musikal mulai banyak dipentaskan sejak awal abad ke-20.

Teater musikal adalah bentuk teater yang menggabungkan lagu, dialogucapan, akting, dan tarian. Konten emosionalnya–humor, pathos, cinta, kemarahan–serta ceritanya dikomunikasikan melaluikata-kata, musik, gerakan, dan aspek teknis hiburan sebagai satu kesatuan utuh. Meski teater musikal juga mencakup bentuk teater lain seperti opera, hal ini dapat dibedakan dari kepentingan setara terhadap musik jika dibandingkan dengan dialog, gerakan, dan elemen lain karya tersebut. Sejak awal abad ke-20, karya pertunjukan teater musikal umumnya hanya disebut "musikal".Faktor emosional dari drama–humor, cinta, amarah– dikomunikasikan lewat kata-kata, musik, gerakan, dan aspek teknis dari hiburan yang digabungkan secara keseluruhan.

Musikal dipertunjukkan di seluruh dunia. Musikal bisa diadakan di panggung besar seperti produksi beranggaran besar teater West EnddanBroadwaydi London dan New York City, atau diteater pagar kecil, produksi Off-Broadway atau teater regional, tur, atau kelompok amatir di sekolah, serta teater dan ruang pertunjukan lain. Selain Britania dan Amerika Serikat, ada berbagai teater musikal di beberapa negara di Eropa, Amerika Latin, Australasia, dan Asia.

Meski musik telah menjadi bagian dari penampilan dramatis sejak zaman-zaman kuno, teater musikal modern muncul pada abad ke-19. Kemunculannya ditandai dengan karya-karya Gilbert and Sullivan di Britania dan Harrigan and Hart di Amerika Serikat, diikuti berbagai komedi musikal Edward dan karya pengarang Amerika Serikat seperti George M. Cohan dan pada awal abad ke-20 misalnya musikal Princess. Theatre dan acara cerdas lain seperti Of Thee I Sing adalah tahap artistik yang selangkah di depan revuedan hiburan-hiburan lain yang mendorong munculnya gebrakan baru seperti Show Boat dan Oklahoma!. Sejumlah musikal terkenal dan ikonik sepanjang beberapa dasawarsa meliputi West Side Story, The Fantasticks, Hair, A Chorus Line, Les Misérables, The Phantom of the Opera, Rent, The Producers,danWicked(wikipedia).

Operet adalah genre opera ringan, "ringan" dalam hal musik dan opera. Operet adalah opera tetapi penampilannya berupa seperti teater musikal atau dikenal dengan drama musikal.Operet lebih mengutamakan dialog daripada nyanyian. Operet juga dianggap kurang "serius" dibandingkan dengan opera. Namun, operet tetap dianggap sebagai operakarena penyanyi-penyanyioperet menyanyi dengan menggunakan suara operadibanding dengan suara penyanyi musik populer untuk teater musikal biasa.

Perbedaan Operet dan Drama Musikal 
  1. Durasi lagu pada operet lebih pendek daripada drama musikal.
  2. Operet mengutamakan dialog daripada musik, sedangkan drama musikal lebih mengutamakan musik dan seluruh dialognya dibuat seperti nyanyian.
  3. Musik pada operet mendeskripsikan kata yang ada pada dialog
Monolog 
Monolong salah satu genre teater yang menampilkan satu orang pemeran dalam pertunjukannya. Pada dasarnya, monolog merupakan pertunjukan teater yang lengkap yang biasa kita lihat menggunakan kaidah-kaidah seni peran dan pemanggungan yang sama. Yang membedakan adalah monolog hanya dimaikan oleh satu orang aktor.

Cerita yang ditampilkan mengungkapkan kondisi hati, perasaan, dan pengalaman seseorang yang dikisahkan kepada penonton.

Teater Kontemporer  
Kata Kontemporer menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pada waktu yang sama; semasa; sewaktu; pada masa kini; dewasa ini. Teater kontemporer adalah karya teater yang menampilkan tanda-tandadan permasalahan kekinian atau masa sekarang. Jadi,teater kontemporermerupakan wujud kreativitas seniman teater untuk menemukan jati dirinya sehingga teater ini berfungsi sebagai presentasi estetis yang senimannya hanya ingin mengomunikasikan gagasannya kepada penonton.

Teater kontemporer adalah ide atau gagasan yang orisinal dan baru sehingga karya pertunjukannya menjadi pengetahuan bagi para penontonnya.Menurut Jakob Soemardjo (1997), teater kontemporer menampilkan peranan manusia bukan sebagai tipe, melainkan sebagai individu. Dalam dirinya terkandung potensi yang besar untuk tumbuh, tetapi saat initeater ini merupakan teater golongan minoritas. Ia adalah hasil pencarian yang dilakukan oleh manusia Indonesia terus-menerus.

Bentuk teater kontemporer Indonesia menurut tokoh Teater Saini KMadalah teateryang bertolak dari teater modern Barat, tetapi dalam perkembangannya semakin dipengaruhi dan memanfaatkan teater daerah/tradisional sebagai “sumber” (Saini KM.1998: 59). Penggalian estetika tradisi dalam proses kreatif teater mutakhir berlanjut sampai era tahun 80-an. Selain nama WS Rendra dan Suyatna Anirun yang menggali teater tradsional juga ada Wisran Hadi yang menggali tradisi Minangkabau. Selanjutnya, Arifin C. Noer menggali teater Betawi dan Cirebon untuk pementasan teater Kecil. Putu Wijaya bersama Teater Mandiri mengekplorasi tradisi Bali. Begitu juga dengan N.Riantiarno yang menggali tradisi Cirebon dan tradisi Cina dalam memutakhirkan penampilan Teater Koma yang dipimpinnya.

Teater kontemporer sering juga disebut teater mutakhir. Gunawan Moehamad mengidentifikasi beberapa ciri dari teater mutakhir, antara lain sebagai berikut. 

  1. Ambisi-ambisi lakon-lakon mutakhir umumnya ke arah puisi yang utuh. Naskah-naskah teater mutakhir adalah hanya merupakan kerangka suatu situasi dan bukan cerita tentang situasi seperti lakon-lakon sastra pada dasawarsa sebelumnya. Lakon yang berupa kerangka situasi itu bermula dari latihan para aktor untuk mempertajam kepekaan dan kreativitasnya. Dari kerangka situasi itu akhirnya dikembangkan menjadi sebuah lakon yang boleh jadi diramu dengan kerangka-kerangka situasi lain yang sesuasana.
  2. Di dalam lakon-lakon mutakhir terdapat unsur humor yang menonjol. Unsur humor ini tidak dilandasi fungsi dagang seperti halnya terdapat dalam pertunjukan lawak populer, tetapi dilandasi oleh motif komunikasi. Yang dicari adalah respons. Kalimat dan gerak adalah stimulus yang hanya berhasil bila cukup pada rapor antara penulis, para aktor, sutradara, dan publik.
  3. Masuknya unsur-unsur teater rakyat tradisional etnik di Indonesia. Teater rakyat Indonesia pada umumnya tidak mengenal pembagian tragedi dan komedi. Teater mutakhir yang menimba dari teater rakyatjuga mencampuradukkan suasana getir, pahit, duka, dengan tawa, lelucon, dan farce. Unsur lakon rakyat yang tradisional ini hampir seluruhnya diramu dengan semangat teater modern. Pada dasarnya mereka berangkat dengan pola teater modern. Hanyaunsur-unsur teater modernnya diisi secara modifikasi dengan unsur teater rakyat etnik.
  4. Teater mutakhir banyak mengambil latar belakang kehidupan kaum gelandangan atau kaum underdog yang diperlakukan sebagai intelektual. Para gelandangan, pengemis, dan bajingan dalam lakon-lakon mutakhir adalah “para pengembara”.Ide yang bebas mengeluarkan pandangan para penulisnyakapan saja dan di mana saja sepanjang lakon.
  5. Sifat simbolis dari keseluruhan pentas. Dasar mimesis dalam sastra drama sudah jauh ditinggalkan. Teater mutakhir tidak pernah bersifat realistis. Semua bermakna simbolis belaka, unsur cerita yang tidak jelas di zaman dan tempat yang mana.
  6. Teater-sutradara. Dominasi yang sangat kuat dari sutradara-sutradara yang memiliki ciri-ciri mandiri yang dikenal umum sebagai pola-pola teater sutradara.  

  
 

Post a Comment for "TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER"